Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan kepadanya. Pada kasus yang ringan dimana proses penyerapan belum terganggu, berbagai cairan yang diberikan kepadanya dapat mencegah dehidrasi. Lebih kurang 10% episode diare disertai dehidrasi /kekurangan cairan secara berlebihan. Bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar dan dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam penanganan diare pada anak
Etiologi
Infeksi baik itu oleh
virus, bakteri dan parasit merupakan penyebab diare tersering. Virus, terutama
Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada anak, sedangkan
sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah parasit.
Cairan rehidrasi oral
Cairan rehidrasi oral
(CRO) atau yang dikenal dengan nama ORALIT adalah cairan yang dikemas khusus,
mengandung air dan elektrolit digunakan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi
saat diare.
Tata laksana
Pengamatan klinis
merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian penanganan diare pada
anak, terutama dalam hal menemukan derajat dehidrasi. Adanya darah di
dalam tinja harus dipikirkan adanya infeksi usus oleh bakteri patogen.
Peningkatan jumlah leukosit dalam tinja merupakan petanda adanya infeksi
bakteri.
Terapi rehidrasi
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mencegah atau mengatasi dehidrasi pada anak yang mengalami
diare, yaitu (1) mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi, (2) mengganti
kehilangan cairan yang sedang berlangsung, dan (3) pemberian cairan rumatan.
- Tanpa dehidrasi
Pada keadaan ini, buang
air kecil masih seperti biasa. ASI diteruskan, tidak perlu membatasi atau
mengganti makanan, termasuk susu formula. Dapat diberikan CRO 5-10 ml setiap
buang air besar cair.
- Dehidrasi ringan-sedang
Anak terlihat haus dan
buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak cekung, kekenyalan kulit
menurun, dan bibir kering. Pada keadaan ini, anak harus diberikan cairan
rehidrasi dibawah pengawsan tenaga medis, sehingga anak perlu dibawah ke rumah
sakit. CRO diberikan sebanyak 15-20 ml/kgBB/jam. Setelah tercapai rehidrasi,
anak segera diberi makan dan minum. ASI diteruskan. Pemberian minuman seperti cola,
gingerale, aple juice, dan minuman olah raga
(sports
drink) umumnya mengandung kadar
karbohidrat dan osmolaritas yang tinggi. Minuman tersebut dapat menyebabkan
diare osmotik yang lebih berat disamping mengandung kadar Na yang rendah
sehingga sering menyebabkan hiponatremia. Teh sebaiknya tidak digunakan sebagai
cairan rehidrasi karena juga mengandung kadar Na yang rendah. Makanan tidak
perlu dibatasi karena pemberian makanan akan mempercepat penyembuhan. Pemberian
terapi CRO cukup dilaksanakan pada ruang observasi di UGD atau Ruang Rawat
Sehari.
Muntah bukan larangan
untuk pemberian CRO. CRO harus diberikan secara perlahan-lahan dan konstan
untuk mengurangi muntah. Keadaan anak harus sesering mungkin direevaluasi
- Dehidrasi Berat
Selain gejala klinis
yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang, pada keadaan ini juga terlihat
napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun, denyut nadi
cepat, dan kekenayalan kulit sangat menurun. Anak harus dibawa segera ke Rumah
Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.
Dietetik
Memuasakan anak yang
menderita diare akut hanya akan memperpanjang durasi diarenya. Air susu ibu
harus diteruskan pemberiannya. Pada bayi yang telah mendapat susu formula, susu
formula bebas laktosa hanya diberikan kepada bayi yang mengalami dehidrasi
berat dan bayi yang secara klinis memperlihatkan intoleransi laktosa berat dan
diarenya bertambah pada saat diberikan susu. Susu tersebut dapat diberikan selama 1 minggu. Intoleransi
laktosa umumnya bersifat sementara akibat adanya kerusakkan mukosa usus.
Aktivitas laktase akan kembali normal begitu epitel mukosa usus mengalami
regenerasi. Gejala intoleransi laktosa mencakup diare cair
profus, kembung, sering flatus, sakit perut, kemerahan di sekitar anus dan
tinja berbau asam
Antibiotika
Antibiotika tidak
diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun dicurigai adanya bakteri
sebagai penyebab keadaan tersebut, karena sebagian besar kasus diare akut
merupakan self limiting. Pemberian antibiotika yang tidak tepat akan memperpanjang
keadaan diare akibat disregulasi mikroflora usus.
Lintas diare
1.
Berikan oralit
2.
Berikan tablet Zinc
selama 10 hari berturut-turut
3.
Teruskan ASI-makan
4.
Berikan antibiotik
secara selektif
5.
Berikan nasihat pada
ibu/keluarga
Sumber: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
Pesan : Perhatikan derajat dehidrasinya ya, segera bawa ke RS atau ke Fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat tanda dehidrasi sedang atau berat, jangan terlambat. Jika kurang jelas, silahkan hubungi petugas kami. (by: dr. Rizka)
Tidak ada komentar: